Perjalanan Batubrak

Shubuh, perjalanan dimulai dengan ketiga temanku. Semburat embun pagi yang membaluti dinginnya pagi itu. Tak mengurungkan niatan kami untuk menuju Ngarai Batubrak. Eksotika suatu sisa-sisa gempa yang memberikan keindahan tersendiri. Setelah kurang lebih setengah jam perjalanan, kami tiba di lokasi. Masih tetap sama, berkabut. Yang bisa kami lakukan hanyalah menunggu. Ya, menunggu sang penguasa hari menampakkan diri, keluar dari singgasananya. Akan tetapi, kabut itu segera berlalu. Rol-rol yang kami nantikan lenyap seketika. Meski begitu, Ngarai Batubrak tidak meninggalkan keindahannya. Selalu ada yang bisa dipetik disini. Keindahan panorama persawahan dibalik lembah mengundang mata kamera kami untuk beraksi.


Gunung Pesagi tampak lebih indah dari sini. Namun sayang, saya tak mampu mengabadikan dalam bingkai kamera seindah apa yang disaksikan oleh mataku. Banyak keindahan-keindahan itu tak mampu aku tangkap dalam bingkai kamera. Lepas begitu saja, akan tetapi bagi yang memang seorang landcaper, ngarai ini tak pernah ada matinya. Selalu menampilkan keindahan yang tak kunjung habis. Rol-rol sunrise nan mempesona, bentuk alam yang selalu menghadirkan keindahan. Refleksi alam yang mampu membawa kita seolah-olah alampun ingin bersolek.


Tidak hanya bagi seorang landscaper, untuk macromaniak pun ngarai ini menyajikan keindahan tersendiri. Binatang dan tumbuhan kecil disini selalu menawan untuk diabadikan.





Bagi teman-teman yang sehobi dengan saya, suka mengabadikan keindahan alam. Maka Ngarai Batubrak merupakan salah satu tujuan trip photography yang layak untuk selalu dikunjungi.

+ Add Your Comment